Oleh: Elva Atma Anugerah
Secara umum penggambaran Indonesia adalah
negara yang kaya akan sumber daya alam, hal tersebut bukanlah sesuatu yang
asing lagi untuk kita dengar sebagai
masyarakat indonesia. Pemaknaan kata
“kaya”, Penempatan kata ini lebih cocok apabila kita sandingkan dengan beberapa
permasalahan rumit yang ada di Indonesia. Negri yang kaya dengan koruptor,
negri yang kaya akan jual beli pendidikan,
negri yang kaya dengan pengangguran, dan masih banyak lagi
kekayaan-kekayaan Indonesia yang sangat
merugikan masyarakat Indonesia.
Permasalahan di Indonesia tentunya
menjadi polemik hidup yang harusnya
diselesaikan. Dilihat dari berbagai aspek, Indonesia yang sekarang ini masih
dikatakan jauh belum stabil. Mari kita lihat kembali kehidupan Indonesia
sekarang ini.
Masalah ekonomi di Indonesia, merupakan
aspek penting dalam sebuah negara untuk melihat sejauh mana kesejahteraan
negara tersebut. Ekonomi yang bermasalah dapat mempengaruhi berbagai sektor
seperti sulitnya pendidikan, menciptakan pengangguran, marakanya kemiskinan,
keamanan, inflasi terjadi dimana-mana,
pembekakan hutang tiada henti, dan masih banyak lagi. Contoh pengangguran di
Indonesia adalah salah satu masalah besar yang tak kunjung terselesesaikan.
Jika dilihat pertumbuhan tenaga kerja sangatlah pesat, namun hal ini tidak
seimbang dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini terjadi karena mereka
hanyalah menjadi pengkonsumsi dan bukan sebagai produktor lapangan kerja.
Sehingga lama-kelamaan pekerjaan semir sepatu pun tidak lagi menjadi pekerjaan
yang dibutuhkan, tetapi karena oranglah yang membutuhkan pekerjaan tersebut.
Masalah-masalah ini dapat kita saksikan
sendiri karena masih menjadi bagian permukaan masalah di Indonesia. Menyelam
lebih jauh lagi, dapat kita saksikan bobroknya sitem hukum yang diterapkan oleh
pemegang kebijakan, dan aparat penegak
hukum. Lemahnya paradilan, intervensi kekuasan, hingga perlindungan hukum itu
sendiri. Masalah bertubi-tubi yang dihadapi Indonesia seluruhnya bermuara
terhadap permasalahan sosial yang pelik. Rendahnya tingkat pendidikan salah
satu faktor pemicu terjadinya kemiskinan, tingkat kesehatan menjadi rendah dan
tingkat kriminalitas juga bertambah.
Yang jadi pertanyaannya adalah,
siapa bersalah terhadap hal ini ? pemerintah atau masyrakatlah yang harus
disalahkan.
Kedua belah pihak mempunyai andil
masing-masing dalam status kehidupannya, tinggal bagaimana pencapaian dan
penempatan solusi yang bijak harus dioptimalkan. Pemerintah memiliki peran yang
cukup besar dalam pelaksanaan ketatanegaraan untuk menuju keadaan negara yang
stabil. Perbaikan sistem hingga moral adalah hal konkrit yang harus
dilaksanakan. Negara yang makmur
bukanlah negara yang kaya hanya dimata dunia saja, seperti yang baru-baru ini
terjadi, Indonesia yang notabenenya adalah negara berkembang, sedang mengalami
kemajuan dalam dunia internasional. Jika ditelaah lebih jauh lagi, upaya
pemerintah yang menutupi-nutupi “krisis” yang terjadi di indonesia sangatlah
sempurna. Sejauh ini masysarakat Indonesia khususnya masyarakat menengah
kebawah tidak merasakan perubahan yang signifikan. Pengintimidiasian masih saja
menjadi masalah besar bagi rakyat kecil.
Kejadian tersebut akan menanyakan dimana peran mahasiswa.
Mahasiswa adalah sebagai penyalur atau jembatan yang seharusnya menyuarakan
aspirasi rakyat, khususnya rakyat yang tertindas. Sebagai mahasiswa, tuntutan
kepedulian terhadap permasalahan yang
dihadapi oleh bangsa adalah hal wajib. Kita tidak bisa hanya menutup mata dan
membiarkan pengimplementasian kekuasaan yang semena-mena. Cukup sulit
menghilangkan kemiskinan di Indonesia dengan jumlah sebanyak 230 jiwa tanpa
terkecuali. Namun upaya untuk mengurangi hal ini menjadi sekecil mungkin
bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan.
Begitu halnya dengan mahasiswa tidak
adalah upaya yang dilakukan hanya bermakna sia-sia bagi rakyat, apapun
bentuknya yang bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri. Terpikirkan bahwa apa
upaya terbesar yang mampu menggoyahkan kedudukan para pemegang kekuasaan agar
dapat melihat dan menyelesaikan permasalahan yang sedang menimpa rakyat.
Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat
Indonesia yang tercerdaskan, dihadapkan dengan kenyataan bahwa kita memang
menjadi bagian dari pembuat perubahan. Sebagai mahasiswa usaha kecil bukanlah
tidak ada manfaatnya, namun sejauh mana keintensifan kita untuk melakukannya.
Roman picisan yang diumbar-umbar pemerintah setidaknya tidak membutakan dan
membuat kita lengah dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah.
Fungsi utama mahasiswa adalah belajar dan
mengamalkan ilmu yang didapatkan. Tidak perlu menunggu ilmu yang belimpah kita
dapatkan, tapi bagaimana ilmu yang sedikit itu mampu bermanfaat, dan kontribusi
nyatalah yang dibutuhkan. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa tidak ada
usaha kecil yang sia-sia jika itu bernilai manfaat. Tinggal bagaimana kita
mengumpulkan kekuatan dari usaha yang kecil itu menjadi sebuah tindakan besar
yang mampu mengubah masalah menjadi solusi. Contoh kecil yang dapat kita
lakukan “mencerdaskan kehidupan bangsa” seperti yang tertera dalam pembukaan
UUD 1945. Bukanlah sesuatu yang mustahil apabila kita juga turut didalamnya,
mengingat sistem pendidikan di Indonesia yang baru-baru ini saja marak tentang
pendidikan yang berorientasi terhadap materil. Sehingga banyak masayarakat
kecil tak mampu menjangkaunya.
Oleh karena itu kesadaran terhadap
pentingnya menanamkan rasa kepedulian dan kecintaan yang tinggi terhadap bangsa
adalah hal utama sebagai langkah awal untuk menjemput perubahan yang kita buat
sendiri atas nama mahasiswa, sehingga dapat dijadikan sebagai tolok ukur
keberhasilan negara tersebut.
Sumber : www.google.com