tag:blogger.com,1999:blog-90175014221630201812024-02-07T13:30:57.008+07:00The ReformersThe Reformershttp://www.blogger.com/profile/07609622180558684072noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-9017501422163020181.post-449607329456248352012-01-23T19:31:00.000+07:002012-01-23T19:31:03.584+07:00Masalah Negeriku<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Oleh: Windy</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Beragam
masalah negeriku yang rupanya tidak pernah menemukan kata buntu untuk
membayang-bayangi kita semua sebenarnya bersumber satu hal yang sederhana,
yakni ketidaksadaran. Mari kita lihat setiap masalah selangkah lebih dalam dan
kita kerucutkan menjadi lebih sederhana. Masalah kerusuhan dan bentrok
sosial bersumber dari ketidaksadaran
masyarakat akan hak dan kewajibannya dalam kaitannya dengan kedudukan dan
fungsi dalam masyarakat. Mereka menuntut kepemilikan tanah dan lahan mereka
yang diambil oleh pihak tertentu namun mereka tidak sadar akan kewajiban dan
tanggung jawab mereka sebagai masyarakat untuk menjada keamanan dan ketertiban
umum. Kemudian masalah korupsi yang kita tahu bahwa masalah yang satu ini
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Negara Indonesia. Korupsi pun
berpangkal dari ketidaksadaran akan pejabat publik bahkan hingga pemerintah
bahwa mereka mengemban amanah yang sangat berat yang bersumber dan dibawa dari
masyarakat Indonesia. Sebagai wakil rakyat atau pemegang kekuasaan lainnya,
seharusnya mereka sadar akan posisi dan tanggung jawab mereka pada rakyatnya.
Segala yang mereka korupsikan adalah hak rakyat, milik bangsa tercinta ini.
Mereka tidak sadar seberapa besar penderitaan yang telah mereka timbulkan pada
rakyatnya oleh kelakuan mereka yang mungkin mereka anggap itu adalah sesuatu
yang lumrah dan bukan kesalahan. Lalu tak kalah pentingnya masalah peradilan di
Indonesia. Akhir-akhir ini marak terjadi ketidakmerataan dalam penegakan hukum
di negara kita. Masalah ini tercermin dari kasus-kasus pemberian hukuman atas
pencurian ringan seperti pencurian sepasang sandal, setandan buah pisang, dan
juga pencurian semangka yang baru-baru ini mencuat kasusnya. Semua bersumber
dari ketidaksadaran aparat penegak hukum akan hak warga negara untuk
mendapatkan kedudukan yang sama di hadapan hukum. Bahkan anak-anak di bawah
umur pun akan diadili dengan hukuman yang tidak setimpal jika memang dia tidak
“punya uang”. Berbeda dengan para pejabat dan pemegang kekuasaan lainnya, jika
mereka korupsi, mereka hanya ditimpali hukuman ‘simbolis’. Bahkan tak jarang
dari para terdakwa koruptor tersebut yang masih dapat berkeliaran menghirup
udara bebas seperti tidak bersalah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"> Itulah sebabnya mengapa kesadaran
penting dalam masa-masa kehidupan bangsa saat ini. Kesadaran dari semua pihak,
baik individu, oknum, instansi dan lainnya. Saya mungkin tidak bias berbuat
banyak sebagai mahasiswa FKM yang baru saja mengecap manis pahit kehidupan
kampus selama kurang lebih baru empat bulan saja. Tapi saya punya mimpi besar.
Dan salah satu yang bisa saya lakukan adalah dengan bergabung di Kastrat BEM IM
FKM UI 2012<o:p></o:p></span></div>The Reformershttp://www.blogger.com/profile/07609622180558684072noreply@blogger.com0Depok, Indonesia-6.3918409 106.8060388-6.5180809 106.6481103 -6.2656009 106.9639673tag:blogger.com,1999:blog-9017501422163020181.post-36000939706434739112012-01-23T19:29:00.000+07:002012-01-23T19:29:20.074+07:00Masalah Adalah Faktor Munculnya Solusi<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
Oleh: Elva Atma Anugerah</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
Secara umum penggambaran Indonesia adalah
negara yang kaya akan sumber daya alam, hal tersebut bukanlah sesuatu yang
asing lagi untuk kita dengar sebagai
masyarakat indonesia. Pemaknaan kata
“kaya”, Penempatan kata ini lebih cocok apabila kita sandingkan dengan beberapa
permasalahan rumit yang ada di Indonesia. Negri yang kaya dengan koruptor,
negri yang kaya akan jual beli pendidikan,
negri yang kaya dengan pengangguran, dan masih banyak lagi
kekayaan-kekayaan Indonesia yang sangat
merugikan masyarakat Indonesia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
Permasalahan di Indonesia tentunya
menjadi polemik hidup yang harusnya
diselesaikan. Dilihat dari berbagai aspek, Indonesia yang sekarang ini masih
dikatakan jauh belum stabil. Mari kita lihat kembali kehidupan Indonesia
sekarang ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
Masalah ekonomi di Indonesia, merupakan
aspek penting dalam sebuah negara untuk melihat sejauh mana kesejahteraan
negara tersebut. Ekonomi yang bermasalah dapat mempengaruhi berbagai sektor
seperti sulitnya pendidikan, menciptakan pengangguran, marakanya kemiskinan,
keamanan, inflasi terjadi dimana-mana,
pembekakan hutang tiada henti, dan masih banyak lagi. Contoh pengangguran di
Indonesia adalah salah satu masalah besar yang tak kunjung terselesesaikan.
Jika dilihat pertumbuhan tenaga kerja sangatlah pesat, namun hal ini tidak
seimbang dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini terjadi karena mereka
hanyalah menjadi pengkonsumsi dan bukan sebagai produktor lapangan kerja.
Sehingga lama-kelamaan pekerjaan semir sepatu pun tidak lagi menjadi pekerjaan
yang dibutuhkan, tetapi karena oranglah yang membutuhkan pekerjaan tersebut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
Masalah-masalah ini dapat kita saksikan
sendiri karena masih menjadi bagian permukaan masalah di Indonesia. Menyelam
lebih jauh lagi, dapat kita saksikan bobroknya sitem hukum yang diterapkan oleh
pemegang kebijakan, dan aparat penegak
hukum. Lemahnya paradilan, intervensi kekuasan, hingga perlindungan hukum itu
sendiri. Masalah bertubi-tubi yang dihadapi Indonesia seluruhnya bermuara
terhadap permasalahan sosial yang pelik. Rendahnya tingkat pendidikan salah
satu faktor pemicu terjadinya kemiskinan, tingkat kesehatan menjadi rendah dan
tingkat kriminalitas juga bertambah.
Yang jadi pertanyaannya adalah,
siapa bersalah terhadap hal ini ? pemerintah atau masyrakatlah yang harus
disalahkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
Kedua belah pihak mempunyai andil
masing-masing dalam status kehidupannya, tinggal bagaimana pencapaian dan
penempatan solusi yang bijak harus dioptimalkan. Pemerintah memiliki peran yang
cukup besar dalam pelaksanaan ketatanegaraan untuk menuju keadaan negara yang
stabil. Perbaikan sistem hingga moral adalah hal konkrit yang harus
dilaksanakan. Negara yang makmur
bukanlah negara yang kaya hanya dimata dunia saja, seperti yang baru-baru ini
terjadi, Indonesia yang notabenenya adalah negara berkembang, sedang mengalami
kemajuan dalam dunia internasional. Jika ditelaah lebih jauh lagi, upaya
pemerintah yang menutupi-nutupi “krisis” yang terjadi di indonesia sangatlah
sempurna. Sejauh ini masysarakat Indonesia khususnya masyarakat menengah
kebawah tidak merasakan perubahan yang signifikan. Pengintimidiasian masih saja
menjadi masalah besar bagi rakyat kecil.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
Kejadian tersebut akan menanyakan dimana peran mahasiswa.
Mahasiswa adalah sebagai penyalur atau jembatan yang seharusnya menyuarakan
aspirasi rakyat, khususnya rakyat yang tertindas. Sebagai mahasiswa, tuntutan
kepedulian terhadap permasalahan yang
dihadapi oleh bangsa adalah hal wajib. Kita tidak bisa hanya menutup mata dan
membiarkan pengimplementasian kekuasaan yang semena-mena. Cukup sulit
menghilangkan kemiskinan di Indonesia dengan jumlah sebanyak 230 jiwa tanpa
terkecuali. Namun upaya untuk mengurangi hal ini menjadi sekecil mungkin
bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
Begitu halnya dengan mahasiswa tidak
adalah upaya yang dilakukan hanya bermakna sia-sia bagi rakyat, apapun
bentuknya yang bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri. Terpikirkan bahwa apa
upaya terbesar yang mampu menggoyahkan kedudukan para pemegang kekuasaan agar
dapat melihat dan menyelesaikan permasalahan yang sedang menimpa rakyat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat
Indonesia yang tercerdaskan, dihadapkan dengan kenyataan bahwa kita memang
menjadi bagian dari pembuat perubahan. Sebagai mahasiswa usaha kecil bukanlah
tidak ada manfaatnya, namun sejauh mana keintensifan kita untuk melakukannya.
Roman picisan yang diumbar-umbar pemerintah setidaknya tidak membutakan dan
membuat kita lengah dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
Fungsi utama mahasiswa adalah belajar dan
mengamalkan ilmu yang didapatkan. Tidak perlu menunggu ilmu yang belimpah kita
dapatkan, tapi bagaimana ilmu yang sedikit itu mampu bermanfaat, dan kontribusi
nyatalah yang dibutuhkan. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa tidak ada
usaha kecil yang sia-sia jika itu bernilai manfaat. Tinggal bagaimana kita
mengumpulkan kekuatan dari usaha yang kecil itu menjadi sebuah tindakan besar
yang mampu mengubah masalah menjadi solusi. Contoh kecil yang dapat kita
lakukan “mencerdaskan kehidupan bangsa” seperti yang tertera dalam pembukaan
UUD 1945. Bukanlah sesuatu yang mustahil apabila kita juga turut didalamnya,
mengingat sistem pendidikan di Indonesia yang baru-baru ini saja marak tentang
pendidikan yang berorientasi terhadap materil. Sehingga banyak masayarakat
kecil tak mampu menjangkaunya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
Oleh karena itu kesadaran terhadap
pentingnya menanamkan rasa kepedulian dan kecintaan yang tinggi terhadap bangsa
adalah hal utama sebagai langkah awal untuk menjemput perubahan yang kita buat
sendiri atas nama mahasiswa, sehingga dapat dijadikan sebagai tolok ukur
keberhasilan negara tersebut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt;">
Sumber : <a href="http://www.google.com/"><span style="color: blue; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: Calibri;">www.google.com</span></a><o:p></o:p></div>The Reformershttp://www.blogger.com/profile/07609622180558684072noreply@blogger.com0Depok, Indonesia-6.3918409 106.8060388-6.5180809 106.6481103 -6.2656009 106.9639673tag:blogger.com,1999:blog-9017501422163020181.post-6754865646847160262012-01-23T19:27:00.001+07:002012-01-23T19:27:31.508+07:00Aku, Mahasiswa!<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Oleh: </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; line-height: 18px; text-align: -webkit-auto;">Eva Mutia Ghofarany</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku rakyat Indonesia. Aku rakyat
Indonesia. Aku rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia yang sejatinya haus akan
kesejahteraan negeri. Rakyat Indonesia yang sudah muak dengan pembohongan
publik. Rakyat Indonesia yang tidak mampu bertahan dengan segala permasalahan
negeri. Rakyat Indonesia yang tidak mau lagi berharap. Rakyat Indonesia yang
hanya dijadikan alat. Rakyat Indonesia yang hanya hidup, bertahan dan mati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku rakyat Indonesia. Negeriku ini
terisi penuh oleh permasalahan. Semua bidang turut menyumbangkan permasalahan
seakan tak rela apabila tak seimbang. Mulai dari ekonomi, politik, agama,
bahkan pemerataan penduduk seakan berlomba lomba untuk memperparah keadaan
negeri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ekonomi. Hal mendasar yang menjadi
sumber permasalahan negeri. Rakyat rela melakukan apa saja demi sekedar mengisi
perut mereka. Akal yang lihai berfikir bagaimana mendapatkan uang secara mudah
sehingga muncul kejahatan. Kejahatan ini seakan hal yang biasa karna dilakukan
di semua tingkatan ekonomi masyarakat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Politik. Hal terhina dan mematikan yang
lagi-lagi dikarenakan uang. Uang dan kedudukan yang membutakan mata hati
pemimpin Indonesia sehingga melupakan amanah dari rakyatnya. Pemimpin yang
mengelabui rakyat dengan janji manis yang tak kunjung terealisasikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Agama. Hal suci yang dibuat menjadi hina
karena seakan mencari pengikut sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara. Hal
riskan yang membuat perpecahan di masyarakat. Dan dengan segala
kesensitivitasannya, topik agama telah sukses menumpahkan banyak darah orang
yang tak berdosa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pemerataan penduduk. Hal dasar yang
menjadi kunci kesejahteraan masyarakat. Apabila pemerataan penduduk berhasil
maka kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat. Segala anak permasalahan
seperti transportasi, sanitasi, pembuangan sampah, lapangan pekerjaan dan
lain-lain pun dapat teratasi. Namun
pemerataan penduduk masih mustahil terjadi secara total di negeriku ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku mahasiswa. Aku mahasiswa. Aku
mahasiswa. Mahasiswa yang sejatinya adalah pemuda bangsa. Mahasiswa yang
sejatinya adalah penerus bangsa. Mahasiswa yang seharusnya dapat menjembatani
aspirasi masyarakat dan mengadvokasi kebijakan pemerintah. Mahasiswa yang
dengan idealismenya dapat membantu sesama. Mahasiswa yang dengan
ketidakterikatannya kepada sistem dapat bergerak bebas menyelamatkan bangsa.
Mahasiswa yang dengan kekritisan dan pola pikirnya dapat mencium dan membantu
menyelesaikan permasalah negeri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku mahasiswa. Aku berstatus siswa
dengan tambahan kata maha, yang berarti lebih segalanya dari siswa biasa. Dengan
segala permasalahan di negeriku, akan sangat tidak bergunanya aku apabila aku
hanya diam. Aku dengan status mahasiswa ku ini tidak boleh diam melihat
ketidaknormalan di negeri ini. Namun aku tidak berani berdiri dan berkata “aku
disini karna aku dibutuhkan, aku disini untuk rakyat”, karna itu hanyalah semu
dan omong kosong. Menurutku, mahasiswa seakan korek api yang dapat menyalakan
api semangat melawan ketidakbenaran yang peranannya akan sirna apabila ditiup
oleh pemerintah. Tidak berkuasa namun gigih melawan semua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku bukanlah mahasiswa hebat. Belum
mempunyai tingkat pemikiran dan kepedulian tinggi. Dan
mungkin apa yang akan aku lakukan untuk negeriku hanyalah setitik tinta yang tidak
merubah apapun. Hal yang akan aku lakukan mungkin tidak akan mampu menolong dan
menyelesaikan semua permasalahan negeri. Tapi aku berjanji dalam diriku, aku
disini untuk menjadikan diriku berguna bagi orang lain dan menolong sesama. Entah
apapun itu akan aku lakukan bila itu baik untuk semua. Karena sejatinya setiap
manusia di ciptakan untuk menolong sesama. Dengan satu kata yaitu “semangat”, yang
mengantarkan setiap langkahku untuk menghebatkan diri dan menuju perubahan
sejati.<o:p></o:p></span></div>The Reformershttp://www.blogger.com/profile/07609622180558684072noreply@blogger.com0Depok, Indonesia-6.3918409 106.8060388-6.5180809 106.6481103 -6.2656009 106.9639673tag:blogger.com,1999:blog-9017501422163020181.post-44203064096474443752012-01-23T19:25:00.000+07:002012-01-23T19:25:10.556+07:00Setitik Peranku untuk IndonesiaOleh: Aina Ursila<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jika
berbicara tentang permasalahan yang ada di negeri ini rasanya sangat sulit. Bukan
karena negeri ini lepas dari permasalahan tapi karena banyaknya permasalahan
yang dihadapi oleh negeri ini dan telah mengakar. Permasalahan di negeri ini
seakan tidak ada habisnya. Berita yang disuguhkan oleh media mayoritas
menggambarkan tentang kekacauan negeri ini. Kelaparan, kemiskinan dan kebodohan merupakan suatu hal yang biasa.
Masyarakat sudah terlalu sering melihat realita sosial seperti itu dan yang ada
di pikiran masyarakat adalah Indonesia akan tetap seperti ini dan tidak akan
berubah nasibnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Keadaan Indonesia seperti ini
dikarenakan karena lunturnya jati diri dan hilangnya karakter yang kuat sebagai
Bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila yang kini tidak dijadikan lagi sebagai
pedoman hidup bernegara melainkan hanya menjadi sebuah kalimat atau mungkin
hafalan yang tidak mengandung makna. Sulit memang untuk mengamalkan nilai-nilai
pancasila dan mempunyai karakter yang kuat. Salah satu contohhnya adalah
korupsi. Korupsi di sini bukan hanya ditujukan oleh satu kalangan saja namun di
semua lingkup strata sosial yang ada karena korupsi dapat dilakukan oleh
siapapun bagi yang mempunyai kesempatan. Korupsi dapat mengakibatkan banyak
permasalahan di Indonesia. Indonesia sebenarnya sangat mampu untuk mensejahterakan
rakyatnya yang didapatkan dari pajak. Bukankah pajak tersebut itu dari rakyat
untuk rakyat? tapi kenyataannya tidak seperti itu. Para pejabat negara hanya
mementingkan dirinya sendiri dan hanya berpikir bagaimana cara menimbun uang
bukan memikirkan kewajibannya yaitu rakyat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; text-indent: 48px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; text-indent: 48px;">Indonesia
adalah negara yang sangat kaya akan Sumber Daya Alam, namun kekayaan ini belum
dapat terolah dengan baik dikarenakan kurangnya Sumber Daya Manusia. Banyak
warga Indonesia yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk
mengelola negeri ini namun hanya sedikit yang memilih untuk tetap setia dan
dapat memajukan negeri ini. Materi yang ditawarkan di negara lain sangat jauh
berbeda dengan Indonesia. Selain itu, masih banyak pula di Indonesia yang tidak
tersentuh oleh pendidikan sehingga membuat SDM makin sedikit. Lantas, siapa
yang akan mengelola Indonesia ini? Membiarkan orang-orang asing mengambil alih
semua kekayaan Indonesia dan memperbudak si tuan rumah dengan upah yang tidak
pantas dan memeras tenaga mereka? Hanya satu jawabannya yaitu TIDAK. Di sinilah
peran saya sebagai mahasiswa dan generasi muda lainnya untuk mengeluarkan
Indonesia dari permasalahan ini. Contoh kecilnya, mencari pegetahuan
sebanyak-banyaknya untuk memajukan Indonesia supaya Indonesia tidak lagi hanya
menjadi budak di tanah sendiri melainkan menjadi pemimpin di tanahnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 48px;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px;">Tidak
hanya ilmu pengetahuan yang harus dicari, melainkan menumbuhkan jati diri dan
memiliki karakter yang kuat. Contoh kecilnya, sebagai mahasiswa yang memiliki
karakter yang kuat tidak akan berpikiran untuk menyontek demi mendapatkan nilai
yang bagus, yang dipikirkan adalah bagaimana proses untuk memperoleh nilai.
Bisa dibayangkan jika para generasi mudanya saja hanya memiliki tujuan untuk
medapatkan nilai bagus dan menjalankan cara-cara yang kotor beberapa tahun
kemudian jika menjadi pejabat negara, ia akan menggunakan cara yang kotor pula
hanya untuk mendapatkan materi. Sikap peduli juga harus diterapkan sejak
dini supaya kelak nantinya akan memikirkan nasib rakyat dan tergerak untuk
memperbaiki keadaan sekitar dan tidak mementingkan ego semata. Tidak saya
pungkiri, saya sebagai mahasiswa pun terkadang melupakan nilai-nilai pancasila
dan saya masih belajar untuk memiliki karakter yang kuat. Tidak mudah memang.
Di sini saya sedang tahap belajar pula untuk berusaha menjadi seseorang yang
dapat berguna dan bukan menjadi beban negara. Saya pun sedang tahap membentuk
karakter dan mencoba peduli dengan keadaan sekitar. Dengan begitu saya akan
siap untuk menjadi agen perubahan untuk Indonesia yang lebih baik nantinya.
Generasi muda sangat berperan dalam menyelesaikan permasalahan Indonesia ini.
Mungkin permasalahan Indonesia memang banyak dan tidak akan selesai dalam
jangka waktu yang cepat. Tapi saya yakin Indonesia bisa bangkit, Indonesia
mampu dan Indonesia dapat mengubah semua keadaan karena memiliki Agent of
Change yang berkualitas dan berkarakter. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><span style="line-height: 18px;"><br /></span></span>The Reformershttp://www.blogger.com/profile/07609622180558684072noreply@blogger.com0Depok, Indonesia-6.3918409 106.8060388-6.5180809 106.6481103 -6.2656009 106.9639673tag:blogger.com,1999:blog-9017501422163020181.post-69045191352763606932012-01-23T19:21:00.000+07:002012-01-23T19:21:08.818+07:00Perananku Untuk Indonesia<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Oleh: <span style="font-size: 15px; line-height: 17px; text-align: -webkit-auto;">Natalya
Kurniawati</span></span></div>
<span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"> </span></span><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Seperti yang kita telah ketahui
bersama, tanah air kita, Indonesia adalah negeri yang kaya. Negeri yang
melimpah sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Setelah hampir 67 tahun
merdeka, Indonesia banyak mengalami berbagai hal baik itu kesulitan maupun
kemajuan. Salah satu yang perlu diberikan perhatian oleh kita tentunya generasi
muda adalah masalah kemiskinan dan jaminan sosial. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Tak
jarang kita melihat pemukiman kumuh di tengah megahnya ibu kota. Masih banyak
anak-anak terlantar, fakir miskin, dan orang-orang yang tidak memiliki
penghidupan yang layak sehari-harinya. Sejauh ini pemerintah telah berusaha
mengatasi berbagai permasalahan tersebut dengan membuat kebijakan yang nantinya
diharapkan akan berpihak pada rakyat. Namun sekarang, pada kenyataannya rakyat
masih harus menunggu dan menunggu kapan usaha-usaha tersebut akan benar-benar
terealisasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Di
negeri ini dan saat ini, saya adalah seorang mahasiswa. Individu yang kini
telah meiliki gelar ‘maha’ tidaklah lagi sembarangan dalam menjalani kehidupan
sehari-harinya. Kini, saya memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Tri dharma
perguruan tinggi harus benar-benar dijunjuk oleh seorang mahasiswa. Pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Selain
wajib dalam menuntut ilmu, sebagai seorang mahasiswa saya juga dituntut untuk
melakukan fungsi penelitian. Menurut saya, penelitian di sini tidak hanya
sebatas penelitian secara ilmiah saja, tetapi juga mencakup penelitian di
lingkungan sekitar. Di sini saya berperan untuk meneliti apa saja
masalah-masalah yang sedang berkembang di lingkungan sekitar, baik itu dalam
lingkup fakultas, universitas, atau bahkan permasalahan yang lingkupnya
nasional. Selain dituntut untuk lebih peka dan kritis terhadan perkembangan
isu-isu sekarang dan mendatang, sebagai mahasiswa saya dituntut juga untuk
menjadi bagian dari solusi permasalahan-permasalahan tersebut. Mengikuti
berbagai organisasi yang mencakup nilai-nilai pokok pergerakan di dalamnya
menjadi suatu kebutuhan tersendiri bagi saya. Dalam organisasi tersebut, saya
akan dibentuk dan saya sendiri akan membentuk diri menjadi individu yang
mempunyai alur berpikir kritis, cerdas dalam menganalisis keadaan, serta dapat lebih
tanggap terhadap kedaaan sekitar. Saya merasa di sanalah peran saya akan
dibutuhkan dan kewajiban saya untuk menjadi bagian dari solusi itu akan
tersalurkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Tidak
cukup hanya penelitian. Fungsi yang terakhir adalah pengabdian masyarakat.
Dalam fungsi ini, peran saya adalah seperti yang sebelumnya telah saya
singgung, yaitu menjadi bagian dari solusi. Dalam organisasi yang telah dan
akan saya masuki, saya akan melakukan fungsi pengabdian ini dengan berbagai
cara, misalnya dapat<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="IN">berbentuk advokasi
ataupun gerakan aksi turun kejalan serta propaganda</span>, gerakan-gerakan seperti bakti
sosial, serta mengikuti berbagai kaderisasi yang bertujuan selain untuk menjaga
kedinamisan pergerakan mahasiswa, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepekaan
terhadap lingkungan sosial, politik, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Dengan
peran-peran saya saat ini dan tentunya tidak hanya sendirian saya melakukan
peran-peran tersebut, diharapkan pada masa yang akan datang negeri ini dapat
hidup jauh lebih baik dan lebih makmur.</span><o:p></o:p></div>The Reformershttp://www.blogger.com/profile/07609622180558684072noreply@blogger.com0Depok, Indonesia-6.3918409 106.8060388-6.5180809 106.6481103 -6.2656009 106.9639673tag:blogger.com,1999:blog-9017501422163020181.post-3699922192243251202012-01-23T19:18:00.002+07:002012-01-23T19:18:39.921+07:00KORUPSI MEMBELIT NEGERI: WAKTUNYA BERGERAK<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="DE">Oleh: </span><span style="text-align: -webkit-auto;">Aulia Khairina</span></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="DE"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="DE">Jika kita ditanya mengenai masalah di Indonesia, jawaban yang muncul akan
terus mengalir terus-menerus. Masalah di negeri ini memang tidak ada
habis-habisnya. Mulai dari tawuran mahasiswa, bentrok antar warga, terorisme, kemiskinan,
kelaparan, kriminalisme, pelayanan kesehatan yang buruk, dan masih banyak
lagi. Namun, ada satu masalah yang
benar-benar sulit diselesaikan, penanganan terhadap masalah tersebut sudah
dilakukan akan tetapi masih belum cukup, masalah tersebut seakan-akan sudah
mengakar dan mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia: korupsi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-indent: 48px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-indent: 48px;">Secara etimologis, korupsi (</span><i style="text-indent: 48px;">korruptie</i><span style="text-indent: 48px;">,
Belanda) berarti kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, penyuapan (</span><i style="text-indent: 48px;">riswah</i><span style="text-indent: 48px;">,
Arab), penggelapan, kerakusan, amoralitas dan segala penimpangan dari jalur
kebenaran. KBBI mendefinisikan korupsi sebagai penyelewengan atau penggelapan
(uang negara atau perusahaan dsb.) untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Dalam konteks politik, korupsi berperan saat seseorang menyelewengkan
kewenangan atas jabatan yang dimilikinya, seperti penyalahgunaan anggaran
sosial, pembangunan dan lain sebagainya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="DE"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="DE">Meskipun Indeks
Prestasi Korupsi (IPK) di Indonesia meningkat dari 2,0 menjadi 3,0 pada tahun
2011, faktanya masih banyak kasus korupsi yang belum jelas penyelesaiannya.
Dari 1.323 kasus korupsi yang dilaporkan pada tahun 2011, jumlah kasus yang
telah diputus sebanyak 755. Jumlah kasus ditangani pada tahun 2011 memang
meningkat, namun sayangnya, kerugian negara masih sangat besar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-indent: 24px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-indent: 24px;">Ada beberapa </span><span style="text-indent: 24px;"> </span><span style="text-indent: 24px;">sebab mengapa korupsi masih sangat sulit
diberantas di Indonesia, antara lain:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span><!--[endif]-->Sumber
daya manusia yang rendah, terutama dari segi moral.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span><!--[endif]-->Budaya
Indonesia yang memicu berkembangnya budaya korupsi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span><!--[endif]-->Sistem
pemerintahan yang rawan dan memberikan peluang untuk korupsi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span lang="DE">Penegakan
hukum yang masih sangat lemah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><i>1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></i></b><!--[endif]--><b><i>Sumber
daya manusia yang rendah, terutama dari segi moral.<o:p></o:p></i></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Tidak bisa
dipungkiri, penyebab utama maraknya budaya korupsi di Indonesia tak lepas dari
bobroknya akhlak bangsa ini sendiri. Mental oportunis membuat sebagian besar
orang cenderung ingin kaya dengan jalan pintas, menyulitkan orang lain untuk
memudahkan urusan pribadinya. Menanamkan perilaku yang bersih, jujur, dan
bertanggung jawab tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tanpa kesadaran
penuh dari setiap individu, korupsi masih akan tetap menjadi masalah pelik yang
tak teratasi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><i>2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></i></b><!--[endif]--><b><i>Budaya
Indonesia yang memicu berkembangnya budaya korupsi.<o:p></o:p></i></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
Indonesia
sebagai negara timur yang penuh tata karma dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kesopanan memiliki budaya yang dapat menyuburkan budaya korupsi. Kebiasaan
memberihadiah untuk mengucapkan terimakasih kepada seorang yang memiliki
jabatan atas bantuan yang telah ia berikan lama-kelamaan berkembang menjadi
cikal-bakal korupsi dimasa kini. Hal-hal demikian telah dianggap biasa oleh
orang Indonesia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><i>3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></i></b><!--[endif]--><b><i>Sistem
pemerintahan yang rawan dan memberikan peluang untuk korupsi.<o:p></o:p></i></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="DE">Pemusatan anggaran di pemerintah pusat
membuka peluang besar bagi korupsi. </span>Sistem sentralisasi keuangan menyulitkan pemerintah daerah untuk mengambil
dana bagi proyek di daerahnya, sehingga daerah cenderung “berlomba-lomba”
mendapatkan dana secepatnya dengan
mengahalalkan berbagai cara. Di samping itu, birokrasi yang berbelit-belit semakin
memudahkan oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan
pribadi dengan menyalahgunakan kekuasaannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><i>4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></i></b><!--[endif]--><b><i>Penegakan
hukum yang masih sangat lemah.<o:p></o:p></i></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="DE">Hukum di Indonesia masih
belum tegak, sampai sekarang masih bisa diperjuabelikan. Dalam kasus korupsi,
terkadang hukuman yang diberikan sangat tidak sesuai dengan tindak pidana
korupsi yang dilakukan tersangka. </span>Hukuman tersebut terlalu ringan
sehingga tidak memberikan efek jera kepada para pelaku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Untuk mengatasi masalah korupsi, seorang mahasiswa memang tidak bisa
memberikan perubahan besar. Tetapi sekelompok mahasiswa dapat memberikan
perubahan berarti. Untuk itu, saya perlu meniti perjuangan dari nol, mulai
sekarang. Bergabung dengan Kastrat BEM FKM UI
adalah salah satu jalan bagi saya untuk berperan dalam mengatasi masalah
tersebut? Bagaimana caranya? Melalui kajian-kajian yang dilakukan oleh Kastrat,
saya akan memberikan ide dan pemikiran saya
untuk mencari solusi masalah-masalah ini. Bukan hanya masalah korupsi,
melainkan juga masalah kesehatan, kkesejahteraan, keamanan, politik, dan sebagainya.
Di samping itu, saya juga bisa memberikan kontribusi dengan menjadi penyambung
lidah rakyat pada perwakilan mereka di Senayan, dan ikut serta membela
kepentingan mereka.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Peran kecil tersebut
akan terus berkembang seiring waktu dan usaha keras yang akan saya lakukan. Hal
yang paling penting adalah menanamkan idealisme pada diri sendiri, dan memulai
semuanya dari diri sendiri. Sesudah memulai dengan diri sendiri, maka akan
lebih mudah bagi kita untuk mengajak orang lain turut bekerja sama demi mewujudkan
Indonesia yang lebih baik. Sudah waktunya bagi !kita untuk kembali bergerak
melawan korupsi!</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst">
<span lang="DE">Sumber:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><a href="http://sosbud.kompasiana.com/2011/10/05/akar-budaya-korupsi-di-indonesia/"><span lang="DE">http://sosbud.kompasiana.com/2011/10/05/akar-budaya-korupsi-di-indonesia/</span></a><span lang="DE"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="DE" style="font-family: Symbol; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><a href="http://www.tribunnews.com/2012/01/09/indonesia-alami-peningkatan-berantas-korupsi"><span lang="DE">http://www.tribunnews.com/2012/01/09/indonesia-alami-peningkatan-berantas-korupsi</span></a><span lang="DE"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><a href="http://nasional.kompas.com/read/2011/12/26/11281250/Desain.Demokrasi.dan.Indonesia.Makin.Korup">http://nasional.kompas.com/read/2011/12/26/11281250/Desain.Demokrasi.dan.Indonesia.Makin.Korup</a><o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><a href="http://belanegarari.wordpress.com/2009/11/05/membongkar-jejak-sejarah-budaya-korupsi-di-indonesia/">http://belanegarari.wordpress.com/2009/11/05/membongkar-jejak-sejarah-budaya-korupsi-di-indonesia/</a><o:p></o:p></div>The Reformershttp://www.blogger.com/profile/07609622180558684072noreply@blogger.com0Depok, Indonesia-6.3918409 106.8060388-6.5180809 106.6481103 -6.2656009 106.9639673tag:blogger.com,1999:blog-9017501422163020181.post-5333578125315461442012-01-23T19:15:00.002+07:002012-01-23T19:15:49.453+07:00PEMUDA: PANTASKAH AMANAH NEGARA KAU TERIMA?<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i>Oleh: Ahmad Saribi Adi Putra</i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i>Selamat datang pejuang muda.<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i>Selamat datang pembaharu peradaban.<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Sontak hati bergetar membaca kalimat ini. Kalimat ini dituliskan dengan
penuh keyakinan di kertas OKK UI 2011. Sebuah kalimat yang sarat makna dan
bingung bagaimana harus menyikapinya, harus yakinkah? Ditengah kebimbangan hati
yang tak dapat dihindari dan tak pelak terus menggelayuti pikiran ini.
Bagaimana tidak, di era globalisasi seperti saat ini? Ditengah fakta buruk yang
terjadi? Dan ditengah kurangnya sosok panutan bagi pemuda-pemudi pertiwi?
Akankah bisa? Dan pantaskah amanah Negara ini kami (pemuda red) terima?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b> </b>Pemuda,
di pundak engkaulah amanah Negara dibebankan. Di pundak engkau jualah cita-cita dan harapan bangsa
diberikan. Pemuda menjadi tumpuan bagi masa depan bangsa. Pemuda yang baik
sudah barang tentu akan memberikan dampak yang baik pula bagi bangsanya dan
menjadi penentu keberlangsungan serta eksistensi bangsanya di masa mendatang.
Tetapi baik belum tentu benar. Di zaman globalisasi seperti saat ini, banyak
terdapat orang baik tapi tak berakal. Banyak orang berakal tapi tak beriman.
Ada orang yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan. Ada orang yang berilmu
tapi tak paham, ada yang paham tapi tak menjalankan. Ada yang pintar tapi
membodohi, ada yang bodoh tapi tak tahu diri. Ada yang beragama tapi tapi tak
berakhlak namun ada juga yang berakhlak tapi tak bertuhan. Semua tercermin pada
problematika remaja di era saat ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
Ini merupakan era modern, era yang penuh dengan teknologi canggih luar biasa (<i>extraordinary technology)</i>. Memudahkan
semua orang untuk melakukan berbagai aktifitas, interaksi, antar sekolah,
daerah, atau bahkan antar negara sekalipun akan sangat mudah untuk
menjangkaunya. Informasi pun mudah didapat, tidak perlu menunggu jam tayang
berita di televisi, cukup dengan duduk manis di depan komputer, mengklik
informasi apa saja ingin kita ketahui. Masih banyak lagi kecanggihan yang ada
pada era ini, semuanya memudahkan kita dalam melaksanakan kegiatan. Inilah
era modern ibarat doraemon dengan kantong ajaibnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
Perkembangan iptek yang begitu cepat saat ini berdampak positif terhadap bangsa
ini, termasuk para kawula muda, khususnya yang masih mengenyam dunia pendidikan
lembaga formal, seperti sekolah ataupun kampus. Pembelajaran yang akan
disampaikan guru atau dosen dapat kita cari dengan mudah, tidak perlu membawa
buku yang terkadang tebal juga berat. Dengan teknologi yang ada informasi
begitu cepat disampaikan, dengan bantuan media-media milenium yang berkapasitas
jempolan inilah informasi akan sangat mudah disebarkan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
Namun, dengan perkembangan teknologi ini juga sebagai awal perusak identitas
bangsa yang makin menenggelamkan bangsa. Bangsa kita telah menasbihkan diri
sebagai bangsa timur. Itu dulu. Dulu tak sama dengan yang terjadi pada masa
sekarang. Disadari atau tidak, sesungguhnya bangsa kita telah menasbihkan diri
sebagai bangsa berwajah timur nan sopan dan menarik perhatian, namun
berperialku ala barat yang terkadang memalukan dan merusak citra ketimuran yang
selama ini diperjuangkan. Berbagai kerusakan terus saja terjadi di bumi pertiwi
ini, dan pemudalah yang menjadi mangsa terempuk sang raja modern globalisasi
ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
Di
lain sisi, peningkatan keegoisan para pemuda makin tinggi, permasalahan pemuda
makin hari makin bertambah, dan disetiap tahunnya terus meningkat. Masih segar
di ingatan kita, bagaimana aksi para mahasiswa yang katanya komunitas para
intelektual mengamuk dengan memblokir jalan di Makasar. Bayangkan jika orang
yang sedang memiliki kepentingan mendesak terperangkap dalam situasi tersebut,
misalnya keluarga yang sedang membawa anaknya yang sedang sakit yang seharusnya
cepat ditangani oleh tim medis. Tindakan pemblokiran ini bisa memperparah
kondisi anak atau bahkan dapat merenggut nyawa seseorang bila keadaannya telah
kritis. Belum lagi kepentingan masyarakat yang tentunya dari berbagai macam
golongan yang pasti akan sangat terhambat. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
Di lain tempat terjadi pula tawuran antar mahasisiwa yang mengakibatkan
pengrusakan fasilitas kampus, atau para pelajar setingkat SMA yang membuat
keributan sehingga meresahkan masyarakat, merusak fasilitas umum, hingga
terjadinya korban yang tewas dengan sia-sia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
Belum lagi kasus perkelahian, kebut-kebutan, mencuri, hubungan seks pra-nikah,
berjudi, mabuk-mabukan, pemerkosaan, hingga pembunuhan pun pernah terjadi
dengan frekuensi yang semakin memilukan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
Akibat yang ditimbulkan pun meluas, mulai dari keluarga atau lebih spesifik
kepada orang tua yang merasa menjadi pihak yang paling tertunduk malu akibat
perbuatan sang anak, terlebih jika anak memiliki masalah yang besar. Kerugian
materil ataupun ketidaknyamanan akan selalu menghantui mereka, walaupun mereka
bukanlah pemeran utama dalam cerita ini. Kedua adalah rusaknya fasilitas umum
yang menjadi korban bisu aksi para penantang maut yang berhati batu.
Selanjutnya pemerintahlah atau secara luas adalah bangsa ini akan merugi karena
telah melahirkan generasi yang tak mempunyai pemikiran terhadap nasib serta
martabat negara ini. Sungguh kejamnya kehidupan generasi muda di era ini, jauh
berbeda akan norma dan nilai serta identitas bangsa ini sendiri. Keperhatinan
yang sungguh luar biasa mengingat persaingan bangsa ke depan akan semakin ketat
dan berat, tapi sekarang justu kader masa depanlah yang menjadi pengrusak
bangsa. Bagaimana nanti jika tiba saatnya mereka memimpin barisan dengan panji
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keraguan lebih condong daripada keyakinan
yang hampir setiap orang merasakannya saat ini. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
Aku sejenak berpikir dengan keaadan pemuda negaraku yang katanya adalah para
generasi penerus bangsa, tulang punggung negara, generasi harapan untuk menuju
“Indonesia Emas”. Apakah ini calon pemimpin-pemimpin negara yang akan mengemban
amanah rakyat di masa mendatang? Pantaskah? Pantaskah?. Sejenak batinku
bergetar, ingin rasanya menyeruh kata bangkit kepada generasi sebayaku yang
telah terlanjur jatuh dalam kelamnya perilaku yang mengkhawatirkan bangsa.
Sejenak aku juga teringat akan prestasi rekan-rekanku yang berhasil bersaing di
kancah internasional. Tapi jumlah mereka yang berprestasi itu jauh lebih
sedikit dibanding rekan-rekanku yang terjerat akan pedihnya gejolak dunia
pemuda. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
Pertanyaannya
sampai kapan kita harus menunggu akan perubahan sikap dan kepedulian para
pemuda kita?. Pertanyaan yang sulit untuk diterka oleh siapapun karena memang
persoalan ini terlalu kompleks dan terlampau jauh dari kestabilan yang
diharapakan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
Untuk itu marilah kita simak sebuah kata pribahasa yang juga selaras dengan
hukum alam yaitu, “ada asap pasti ada api”. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa
kebobrokan pemuda bangsa ini pasti mempunyai sebab musabab yang menimbulkan
keresahan para kalangan pengamat serta masyarakat Indonesia pada umumnya. Wajar
jika hampir semua elemen merasa resah akan kondisi seperti ini. Karena memang
pemuda saat ini adalah pemimpin dimasa mendatang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
Kembali
kepada pribahasa tadi, mungkin dapat kita telaah sacara seksama penyebab dari keadaan
pemuda bangsa kita saat ini. Pertama adalah faktor dari dalam pemuda itu
sendiri, maksudnya adalah bagaimana caranya agar para pemuda kita dapat kembali
mengontrol emosi yang labil, lebih berpikir bijak dan dapat mengendalikan
dirinya dari perilaku yang dapat mengkhawatirkan orang tua atau secara umum
masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu marilah kita telusuri sebab-sebab yang
dapat mempengaruhi secara negatif perilaku pemuda, mulai dari usia dini hingga
akhirnya terlahir menjadi seorang pemuda.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Orang tua, sering lupa
bahwa perilakunya berakibat pada anak-anaknya. Karena kehidupan ini tidak lepas
dari contek-menyontek perilaku yang pernah ada sebelumnya, terlebih perilaku
orang tua. Atau yang sering kita dengar adalah kata-kata bahwa “buah tidak akan
jauh jatuh dari pohonnya”. Bisa juga karena ada pembiaran terhadap perilaku
yang mengarah pada kesalahan, sehingga yang salah menjadi kebiasaan. Sikap
orang tua yang acuh terhadapa anaknya berakibat negatif dan mengarah
kepada kenakalan yang membiasa. Para orang tua jangan berharap anaknya menjadi
baik, jika orang tuanya sendiri belum menjadi baik. Sebenarnya nurani generasi
atau maksudnya adalah para kalangan anak ingin menghimbau jangan ajari kami
selingkuh, jangan ajari kami berkata jorok, tidak jujur, malas belajar, malas
beribadah, terlalu mencintai harta belebihan dan lupa kepada Sang Pencipta,
yaitu Allah SWT.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Kepada para orang tua
harus dapat merenungi bahwa kenakalan tak selalu identik dengan remaja, tapi
justru banyak kenakalan yang dilakukan oleh para orangtua yang akhirnya juga
menjadi inspirasi remaja untuk berbuat nakal. Menyedihkan memang!.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Dapat kita uraikan
bagaimana kenakalan orang tua di kalangan keluarga seperti bersikap kasar dan
kekerasan yang kerap terjadi, atau seperti kalimat di atas yaitu bersikap acuh
terhadap sang anak sehingga menimbulkan psikologi anak menuju kearah negatif
yang nantinya akan berakibat buruk bagi anak ataupun orang tua.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Selanjutnya adalah
lingkungan yang perlu kita soroti, seperti banyaknya masyarakat yang berpoya-poya,
atau mabuk-mabukan, menyediakan sarana kemaksiatan, misalnya, jadi bandar
narkoba, jadi bandar judi, menyediakan tempat hiburan (diskotik). Bayangkan
saja begitu banyaknya tempat hiburan malam di negeri ini, sampai lokalisasi
terbesar se Asia Tenggara pun ada di negeri ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Pendidik yang lalai,
ini bisa kita lihat di sekolah atau di kampus, padahal lembaga pendidikan
adalah tempat yang aman untuk menimba ilmu pengetahuan atau belajar, tapi
kenyataannya banyak pendidik yang memberikan contoh yang tidak baik terhadap
anak didiknya, misalnya melakukan perbuatan asusila, menganiaya anak didiknya
secara fisik, menjual ilmu demi keuntungan materi atau sering melakukan dosa
pendidikan yang mencuat seperti pendidik yang hanya mementingkan materil daripada
kewajibannya yang seharusnya menjadi tanggung jawab para pendidik.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Selanjutnya perlu juga
kita garis bawahi peran media, baik cetak maupun elektronik: koran, majalah,
tabloid, radio, televisi, dan juga internet yang menampilkan bacaan, gambar dan
tontonan yang merusak akhlak seperti pornografi, kekerasan, dan seks bebas yang
mengganggu kejiwaan anak. <st1:place w:st="on">Para</st1:place> pemilik media
pun berdalih atas nama bisnis.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Sehingga
lingkungan seperti ini dapat menyebabakan kendali anak sulit untuk
mengembangkan jiwanya. Hingga akhirnya terkena dampak negatif dan tumbuh
sebagai pemuda sampah yang hanya membuat masalah bangsa yang telah dilanda
banyak konflik ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Faktor lain yang
membuat pemuda menjadi ibarat sampah adalah pemerintah yang suka korupsi,
mengambil kebijakan menaikkan biaya pendidikan tapi tak sesuai fasilitas yang
didapatkan para pelajar, mahalnya biaya kesehatan, suka membuat janji-janji
tapi lalu melupakannya, suka melakukan pungli atau suap menyuap, suka
melanggengkan kemaksiatan, memberi izin untuk usaha prostitusi/lokalisasi,
perjudian, tempat diskotik, pabrik minuman keras, dengan dalih besar
pemasukannya. Serta menutup mata terhadap masalah yang diakibatkan usaha
prostitusi, perjudian, narkoba, peredaran minuman keras, diskotik, dll.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Lebih
mementingkan materil daripada kerakyatan yang membuat pemuda muak akan situasi
yang tak kunjung membaik ini. hingga akhirnya terjadi peristiwa pengepungan
gedung DPR atau pengrusakan kantor pemerintahan di berbagai wilayah di <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>
sebagai bukti kekecewaan yang membludak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Memang tidak sepenuhnya
kesalahan pemuda tapi banyak faktor yang mempengaruhi. Akibat dari tindakan di
atas, maka terjadinya degradasi moral, degradasi rasa cinta tanah air, rasa
percaya diri, dan masih banyak lagi berbagai macam degradasi yang dialami pemuda
saat ini. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Kejadian kejadian
seperti saat ini bila kita telusuri pelakunya adalah para pemuda atau remaja
yang tidak mempunyai pekerjaan atau kesibukan yang positif sehingga memberikan
kesempatan otaknya untuk berpikir negatif. Tetapi ada pula yang disebabakan
atas dasar kekecewaan terhadap pemerintahan yang condong tak prorakyat,
banyaknya penyelewengan wewenanang yang dilakukan aparat pemerintahan menjadi
salah satu faktor penyebab pemuda menjadi beringas. Tapi terlepas dari berbagai
faktor yang menyebabakan keaadan pemuda bangsa ini, dikemudain hari pemuda
inilah yang akan menjadi pemimpin, yang akan membawa bangsa ini dibarisan
terdepan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Pantaskah pemuda saat
ini menjadi orang terdepan yang akan membawa bangsa ini?. jawabanya adalah
masih ada waktu untuk memeperbaiki keadaan, masih ada harapan, masih ada celah
yang dapat dimanfaatkan untuk membangun kembali keadaan yang stabil atau bahkan
dapat membawa perubahan yang berkelanjutan hingga akhirnya kelak pemuda bangsa
ini dapat diandalkan sebagai orang terdepan yang menggerakkan harkat dan
martabat bangsa ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Bagaimana caranya?
Perbaikan diseluruh elemen harus diterapkan sesegera mungkin, agar kepercayaan
pemuda kembali terangkat. Mulai dari orang tua ataupun anggota keluarga,
lingkungan, pendidikan di sekolah atau kampus, serta kebijakan dan sikap
pemerintah. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Pertama yaitu orang tua
atau anggota kelurarga, bersikap lebih baik, menasihati anak jika terjadi
kesalahan (bukan dengan kekerasan), berlandas kepada agama dalam mendidik,
serta terlebih dahulu memberikan contoh terhadap anak, maka sang anak pun akan
mendapatkan pendidikan moral yang dapat menjadi modal dikala ia akan beranjak
dewasa dan pada akhirnya dapat diandakan dimasa mendatang. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Kedua adalah lingkungan
sekitar para anak ataupun remaja dan pemuda harus lebih disterilkan dari
pengaruh negatif seperti diskotik, lokalisasi yang dapat kita usulkan kepada
pemerintah agar lebih selektif dalam pembuatan prostitusi. Perundingan
dapat dilakukan mulai dari kepala desa di masing-masing desa, lalu selanjutnya
merambah ke tingkat yang lebih tinggi, hingga tingkat nasional yang mempunyai
wewenang serta kedudukan dalam menetapkan kebijakan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Ketiga yaitu pendidikan
di sekolah dan kampus, para pendidik haruslah lebih mengedepankan kewajiban
daripada materil walaupun mutlak seluruh elemen membutuhkan yang namanya
materil. Jauhkan dari tindak kekerasan dalam mendidik, berikan pembelajaran
yang baik, ajaklah atau seruhkan kepada pelajar untuk meningkatkan kedisiplinan
dalam belajar maupun dalam segala macam tindak perilaku, ciptakan suasana rasa
mencintai sekolah, kampus, serta rasa cinta dan bangga terhadap tanah air.
Berikan motivasi yang mendalam dan secara berkelanjutan, serta berikan contoh
yang baik terhadap para penuntut ilmu maka insyaAllah akan terlihat perubahan
yang kita inginkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Keempat yaitu titik
yang paling sentral untuk melakukan perubahan yaitu pemerintah itu sendiri.
Karena memang kekuasaan dan kebijakan berada di tangan mereka. Pemerintah
haruslah ingat kepada tugas mereka, tidak hanya asal janji lalu melupakannya,
tidaklah menyelewengkan kekuasaan seperti KKN yang kerap terjadi di negeri ini.
Kebijakan pemerintah sangat dibutuhkan demi peningkatan mutu para generasi
penerus bangsa. Pelaksanaan prostitusi atau lokalisasi dan diskotik harus lebih
diperketat atau bahkan ditutup sekaligus agar keburukan yang ditimbul dari
tempat tersebut lambat laun akan melenyap.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Terakhir yang perlu dicatat yaitu adalah
keinginan untuk bangkit para pemuda, timbulkan jiwa cinta tanah air, berikan
yang terbaik bagi bangsa yang telah membesarkanmu. Berperilakulah yang
membanggakan, berprestasilah setinggi-tingginya, patuh terhadap instruksi hati
kecilmu, orang tua, peraturan perundangan, serta agama. Tunjukkan bila pemuda
saat ini adalah pemuda yang dapat diandalkan, tahan banting akan gelombang
modern globalisasi yang saat ini telah membanjiri dunia termasuk <st1:country-region w:st="on"><st1:place w:st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>. Bagi
para pemuda yang saat ini menganggur, isilah waktumu dengan kegiatan, atau
pikirkanlah apa yang sebaiknya anda lakukan, sehingga pada saatnya nanti dapat
membanggakan orang tua, keluarga, bangsa, dan negara. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Semoga kepada seluruh
elemen termasuk pemuda dapat bersikap seperti yang diharapkan, hingga akhirnya
bangsa ini dapat tentram dan tenang akan masa depannya karena memiliki pemuda
yang ideal sebagai kader pemimpin di masa mendatang. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Dan jika pada akhirnya
ada pertanyaan, <i>pantaskah amanah Negara
ini kau terima wahai pemuda?</i> maka dengan serempak kita dapat menjawab,
PANTAS !!!. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Selamat Berjuang !!!<o:p></o:p></div>The Reformershttp://www.blogger.com/profile/07609622180558684072noreply@blogger.com0Depok, Indonesia-6.3918409 106.8060388-6.5180809 106.6481103 -6.2656009 106.9639673tag:blogger.com,1999:blog-9017501422163020181.post-47535453631511713912012-01-23T19:14:00.000+07:002012-01-23T19:14:02.496+07:00Negeriku, Indonesia<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Calligraph421 BT"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Oleh: Florence</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Calligraph421 BT"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Calligraph421 BT"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Indonesia
adalah negeriku yang sangat kaya akan budaya dan juga sumber daya alam yang
bermanfaat untuk bangsanya. Indonesia adalah negara yang sangat tersohor dengan
keanekaragaman flora dan faunanya. Dan Indonesia adalah salah satu negara
kepulauan yang unik dan menarik sehingga tidak jarang para wisatawan dari
negara lain berkunjung ke sini. Namun, semua itu dapat membuat Indonesia
layaknya mutiara yang diincar banyak orang yang serakah dan selalu haus akan
kekuasaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Calligraph421 BT"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kini,
Indonesia banyak ditimpa masalah. Sebagian lahan hijau di negeri ini sudah
diganti dengan gedung-gedung besar dan pabrik-pabrik industri yang sebagian
dari mereka membuang limbah beracun atau polutan ke lingkungan. Akibatnya,
terjadi pencemaran lingkungan, baik di udara, air, maupun darat. Sanitasi
lingkungan sudah jauh dari harapan. Fenomena ini ada korelasinnya dengan
kondisi kesehatan di Indonesia. Banyak rakyat yang menjadi korban karena penyakit-penyakit
bertebaran. Lalu, masalah integritas juga melanda bangsa Indonesia. Masih
banyak di negeri ini rakyat yang seharusnya bersatu malah bersengketa dan
bahkan saling membunuh hanya karena masalah tanah ataupun kekuasaan. Peristiwa
Mesuji, Poso, dan masih banyak lagi sudah cukup menjadi potret lemahnya
persatuan dan kesatuan bangsa ini. Sungguh miris menjadi saksi dari
peristiwa-peristiwa tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Calligraph421 BT"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Belum
lagi, krisis ekonomi dan krisis politik telah menjadi pisau tajam yang menusuk kehidupan rakyat Indonesia dan
akhirnya membunuh mereka satu per satu. Banyak wakil rakyat yang sudah lupa
akan amanah yang diembannya. Mereka bersenang-senang korupsi, menghabiskan uang
rakyat, kemudian menari-nari dengan kekuasaannya di atas penderitaan rakyat tanpa
merasa bersalah sedikitpun. Bahkan mereka menuntut perbaikan toilet dan juga pembuatan gedung baru dan mewah yang biayanya
mencapai miliyaran rupiah tanpa menyadari bahwa masih banyak sekolah-sekolah di
daerah yang sudah tidak layak digunakan dan butuh tanggung jawab dari
pemerintah untuk memperbaikinya. Tembok-tembok sudah mulai retak, atap kelas
pun mulai rapuh, dan juga toilet yanng sudah tidak layak pakai membuat proses
pembelajaran tidak kondusif. Setelah itu, masalah ekonomi juga muncul dan salah
satunya ditandai dengan kemiskinan yang semakin
merajalela di negeri ini. Masih banyak rakyat yang menjadi pengamen,
pemulung, dan pengemis hanya untuk memperoleh sesuap nasi. Bahkan
tidak jarang pula dari mereka yang pasrah dan sudah tidak kuat menanggung beban
hidup ini memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang mengenaskan.
Setiap hari, mereka selalu berteriak-teriak dan menangis menuntut janji wakil rakyat untuk
membuat mereka sejahtera. Tetapi, dalam
kenyataannya sebagian dari mereka yang
duduk di bangku kekuasaan malah apatis bahkan tutup kuping , pura-pura tidak
merasakan dan tidak mendengar suara teriakan dan tangisan tersebut. Sungguh
kejam dan tidak berperasaan. Sekarang
janji hanya tinggal janji. Belum ada realisasi konkrit !!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Calligraph421 BT"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Satu
lagi, yaitu masalah degradasi moral yang juga melanda di negeri ini, khususnya
untuk para generasi muda penerus bangsa. Sebagian dari mereka terjebak dalam
rokok, narkoba, dan lebih parahnya lagi
seks bebas yang sudah menjadi rahasia umum di negeri ini. Tidak sedikit
dari mereka yang mengidap penyakit HIV/AIDS akibat perbuatan mereka sendiri.
Akhirnya yang timbul adalah kelemahan dan bahkan kepunahan semangat patriotisme
dan nasionalisme di dalam jiwa mereka yang hanya tinggal menunggu waktu.
Padahal itu menjadi modal utama untuk memperjuangkan bangsa dan negeri ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Calligraph421 BT"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sangat
sedih dan bahkan membuat air mata habis melihat semua itu ternyata terjadi di
negeri tercinta ini. Saya sebagai mahasiswa tidak hanya ingin berdiam diri
ataupun hanya sekedar menangis saja melihat hal itu. Insya Allah saya akan
berusaha untuk menjadi mahasiswa yang solutif. Konkritnya, saya bisa
berkontribusi dan berpartisipasi dalam kegiatan bakti sosial sebagai salah satu
cara untuk meringankan beban rakyat. Selain gerakan basis, saya juga ingin
melakukan gerakan advokasi untuk mengkritik, mengevaluasi, dan memberikan
solusi terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai bertentangan dan
mengancam kelangsungan hidup rakyat. Salah satunya dengan ikut mengawal BPJS 1
dan 2 yang akan menentukan sistem jaminan sosial ke depannya untuk rakyat
Indonesia. Semua itu insya Allah akan saya lakukan bersama teman-teman
seperjuangan, mahasiswa yang militan, peka, dan peduli terhadap permasalahan
bangsa maupun rakyat yang sadar dan
tercerdaskan akan hal ini</span><span lang="IN">. </span><span lang="IN" style="font-family: "Calligraph421 BT"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "Lucida Calligraphy"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">HIDUP MAHASISWA !! HIDUP UNIVERSITAS INDONESIA !!<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "Lucida Calligraphy"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">HIDUP RAKYAT INDONESIA !! <o:p></o:p></span></b></div>The Reformershttp://www.blogger.com/profile/07609622180558684072noreply@blogger.com1Depok, Indonesia-6.3918409 106.8060388-6.5180809 106.6481103 -6.2656009 106.9639673tag:blogger.com,1999:blog-9017501422163020181.post-68690789413533155172012-01-23T19:11:00.002+07:002012-01-23T19:11:52.054+07:00Indonesiku Saat Ini<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; text-indent: 0px;">Oleh: Euis Ratna Sari</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px; text-indent: 0px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Merdeka merupakan mimpi kita semua sejak masa
kolonial itu semakin membabi buta. Merdeka dari penindasan kaum Penjajah dan
merdeka untuk menjadi negara yang bersatu. Cita – cita bangsa ini pun
dikukuhkan dalam pembukaan UUD 1945 “ <i>…..
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial …..”.</i> Cita – cita tulus ibu pertiwi ini ternyata belum
dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya hingga umur bangsa ini mencapai 66
tahun. Justru semakin banyak kemelut problematika dalam bangsa ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Para pejabat publik yang duduk – duduk manis di
kursi panas DPR ternyata tidak bisa menjadi penyambung lidah rakyat Indonesia.
Bagaimana tidak, jikalau memang mereka membela hak rakyat yang sudah
diamanahkan kepadanya pasti rakyat ini akan sejahtera dan makmur, tetapi
sayangnya sampai saat ini kemakmuran dan kesejahteraan bagaikan mimpi di langit
yang tidak dapat digapai, hanya angan – angan yang entah kapan dapat tercapai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada yang salah dengan sistem pemerintahan ini?jelas
sekali ada yang salah. Pelayan rakyat yang ada di kursi panasnya justru
memikirkan keadaan dirinya tanpa memandang rakyat kecil sama sekali. Pemimpin
karbitan yang sengaja diusung oleh suatu pertain demi kekuasaan golongan
semata. Itulah realita yang dapat saya soroti dari pemimpin ibu pertiwi yang
semakin tua ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terbersit dalam ingatan saya tentang cerita teman
saya mengenai pelayanan kesehatan di Indonesia. Teman saya yang dari daerah
Surabaya menceritakan bahwa di kampung halamannya di Surabaya banyak kematian
yang disebabkan tidak terjangkaunya pelayanan. Unreachable. Ternyata APBN
Indonesia 2011 untuk sektor kesehatan yang Rp 14.693,3 miliar (</span><a href="http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-content-list.asp?ContentId=903"><i><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-content-list.asp?ContentId=903</span></i></a><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">)</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> belum dapat
menjawab dan menyelesaikan masalah pelayanan yang semakin hari semakin rumit
saja. Keadaan ini sangat jauh dengan UU No.36 Th.2009 yang menyatakan bahwa <i>setiap warga negara berhak utk memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sangat mengejutkan juga bahwa visi Indonesia sehat
2010 yang saat itu sangat digaungkan tampaknya masih jauh dari pencapaian.
Salah satu contohnya ketersediaan tenaga kesehatan rasio dokter per 100.000
penduduk adalah 40, dokter gigi 11 dan bidan 100. (</span><a href="http://zubersafawi.blogspot.com/2009/02/menanti-realisasi-anggaran-kesehatan.html"><i><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">http://zubersafawi.blogspot.com/2009/02/menanti-realisasi-anggaran-kesehatan.html</span></i></a><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">)</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">. Miris melihat data ini, bayangkan saja jika pada
suatu daerah hanya ada 40 dokter sedangkan banyak warga yang harus di tangani, jelas
masih banyak penduduk yang sudah mendapatkan pelayanan kesehatan tetapi tidak
bisa ditangani dengan para tenaga medis yang ahli.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 11.0pt;">Selain pelayanan,
jaminan sosial yang di janjikan oleh pemerintah yang tertera pada UUD pasal 28H
ayat 3 <i>“</i></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setiap
orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara
utuh sebagai manusia yang bermartabat”.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Jaminan sosial
nasional yang akhirnya di coba untuk direalisasikan pada dalam UU No.40 Th.
2004, tetapi sampai saat ini belum ada implementasi nyata dari pemerintah.
Sepertinya memang pemerintah belum siap untuk melaksanakan undang – undang ini,
pasalnya sampai saat peraturan turunan lainnya masih dalam tahap pembuatan
draft. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">kesehatan yang merupakan investasi bagi negara ( UU
No.36 Th 2009 ) nyatanya benar – benar di pelihara seperti sebuah investasi. Semestinya
jika kesehatan dapat di<i>maintenance </i>dengan
baik maka kita akan memiliki bangsa yang maju. Korelasinya adalah jika banyak
orang yang sehat berati akan banyak tenaga kerja yang dapat bekerja sehingga
kemiskinanpun akan semakin berkurang dan mereka yang berpenghasilan akan
menyekolahkan anak ataupun saudaranya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lain lagi dengan sektor pendidikan. Pendidikan yang
makin hari makin mahal membuat para kaum marjinal jelas putus sekolah.
Bagaimana tidak, sekolah dengan kualitas terbaik menganggarkan biaya perbulannya
hingga melebihi biaya perguruan tinggi padahal itu adalah sekolah negeri.
Akibatnya warga yang sekolah di sekolah negeri murah memiliki kualitas berpikir
yang berbeda. Realita yang ada memang seperti ini. jadilah semakin tinggi
tingkat kesenjangan sosial di ibu pertiwi ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Program pendidikan 9 tahun yang dicanangkan
pemerintah dengan cara pendidikan gratis, nyatanya masih ada pungutan di sana –
sini. Sebagai contoh, sekolah dasar tempat saya bersekolah dahulu sudah
mendapatkan biaya BOS, tetapi nyatanya masih ada pungutan sebesar Rp 10.000
untuk pendidikan komputer saat itu. Mungkin peristiwa ini dikarenakan APBN 2011
hanya sebesar Rp 95.599,6 miliar (</span><a href="http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-content-list.asp?ContentId=903"><i><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-content-list.asp?ContentId=903</span></i></a><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> ) </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">dan
masih belum cukup juga, entahlah tetapi menurut saya kejadian ini dikarenakan
adanya oknum yang memanfaatkan lahan ini untuk memperkaya dirinya dengan
korupsi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sekolah dengan bertaraf internasional jauh melambung
tinggi biaya pendidikannya. Bayangkan saja, untuk uang masuk pertama saja
peserta didik bisa diminta sekitar Rp 20.000.000,00 per individu padahal
sekolah negeri. Dijelaskan pula pada PP No.66 Th 2010 “</span><i><span style="font-family: "BookmanOldStyle","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: BookmanOldStyle;">Pendidikan
bertaraf internasional adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah memenuhi
Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan standar pendidikan negara maju”</span></i><span style="font-family: "BookmanOldStyle","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: BookmanOldStyle;">.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Jika seperti ini,
apakah sekolah bertaraf internasional ini hanya untuk golongan menengah keatas?
Kalau begitu, bagaimana dengan kaum marjinal yang ingin merubah nasibnya dan
mengasah potensinya? Sangat ironi melihat kenyataan yang ada di negeri kita.
Biaya pendidikan yang pada UUD 1945 pasal 31 yang menyatakan bahwa pemerintah
wajib membiayai biaya pendidikan warga negaranya tidak dilaksanakan dengan
semestinya. Semakin terbentuklah kesenjangan sosial di bangsa ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yang lebih ironi lagi adalah, ternyata banyak
peserta dari kelurga menengah keatas yang menyekolahkan anaknya dengan
“menyogok” ke sekolah yang ingin dituju dan bahkan ke Dinas Pendidikan. Keadaan
ini benar – benar saya dapatkan pada teman saya. Kalau begini caranya, semakin
buruk saja mutu dari pendidikan di Indonesia. Bukan saja dari sistem
pendidikannya, tetapi juga dari kualitas guru, serta sarana dan prasarana
sekolah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Realitanya adalah banyak guru – guru baru yang
menjadi guru karena tidak diterima dijurusan yang dimimpikannya berbeda dengan
guru – guru lama yang memang mendedikasikan dirinya pada bangsa untuk
menjadikan bangsa ini maju dan sejahtera. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebagai mahasiswa, kita harus dapat menjalankan
peran kita dengan sebenar – benarnya. Menjadi agen perubahan, <i>direct of change</i>, pengendal moral dan
juga <i>iron stock</i>. Agen perubahan dimana
mahasiswa bisa menjadi seperti tahun 1966 dahulu, reformasi 1998, atau pada
pengesahan BPJS 2011, agen perubahan Indonesia. Sebagai mahasiswa kita harus
peka terhadap bangsa ini karna kita adalah generasi – generasi penerus yang
membaharui Indonesia menjadi lebih baik. <i>Direct
of change</i> dimana mahasiswa melakukan perubahan secara langsung tanpa
menunggu wisuda. Perubahan dengan menggunakan intelektualitas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pengendali moral atau moral force, ini merupakan
peran mahasiswa yang sangat penting dimana kita harus bisa menjadi agen – agen
yang terus mengawal kebijakan dan jalannya sistem pemerintahan di negara ini.
seperti perkataanya Soe Hok Gie “ <i>Kita
punya pemimpin,kita punya bapak yg kita akui sebagai funding father di negeri
ini tetapi buat gw bukan berarti dia punya kekuasaan absolute untuk menentukan
hidup kita, nasib kita apalagi kalau kita sadar ada penyelewengan,
ketidakadilan. Kalau kita hanya menunggu, menerima nasib, kita tidak akan
pernah tahu kesempatan apa yg sebenarnya kita miliki dalam kehidupan ini,
sederhananya gw cuma ingin perubahan supaya hidup kita lebih baik</i>”.
terakhir, peran mahasiswa sebagai <i>iron
stock</i>, dimana mahasiswa adalah sumber daya manusia investadi negara yang
akan menjadikan negeri ini semakin maju dan lebih baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Intinya, saya sebagai mahasiswa tentunya tidak
sendiri, bersama teman – teman, membuat perubahan pada kebijakan dan sikap
pemerintah yang tidak pro rakyat serta tidak sesuai dengan konstituen serta
mengawal pelaksanaan pemerintahan secara intens.</span></div>The Reformershttp://www.blogger.com/profile/07609622180558684072noreply@blogger.com0Depok, Indonesia-6.3918409 106.8060388-6.5180809 106.6481103 -6.2656009 106.9639673tag:blogger.com,1999:blog-9017501422163020181.post-64470671451582474492012-01-23T19:09:00.003+07:002012-01-23T19:09:50.133+07:00Masalah Negeriku dan Peranku Sekarang Untuk Mengatasinya<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">Oleh: Faizah
Maryam Sidiqqah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Negeriku
saat ini memiliki berbagai masalah di segala aspek, seperti sosial, ekonomi,
budaya, kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan moral. Aspek-aspek tersebut dapat
menyebabkan perpecahan maupun kehancuran
bangsa di masa depan maupun masa kini. Saya akan mengangkat masalah-masalah
yang terjadi di sekitar saya dan melakukan peran yang bisa saya lakukan.
Masalah yang sering terjadi belakangan ini adalah masalah yang bersumber dari
aspek pendidikan, kesehatan, dan HAM.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pendidikan
merupakan suatu hal terpenting untuk mencapai sebuah kehidupan yang memiliki
norma yang baik. Saat ini, anak-anak Indonesia banyak yang tidak dapat
meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi seperti perguruan tinggi.
Bahkan, ada juga orang-orang yang tidak dapat mengemban pendidikan dari SD disebabkan
oleh biaya. Di sisi lain, pembentukan karakter yang bagus seharusnya dapat di
mulai dari pendidikan, tetapi saat ini menjadi kurang terpercaya karena adanya
budaya menyontek di sekolah-sekolah yang dilakukan oleh siswa-siswanya serta
guru-guru maupun staf-staf sekolah yang melakukan korupsi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Contoh
dari perspektif guru, jika ada siswa yang tidak lulus suatu pelajaran dan harus
melakukan remedial, ada beberapa guru yang memanfaatkan keadaan seperti membeli
buku yang dia tulis agar nilainya diluluskan. Selain itu, ada beberapa sekolah
yang tidak mau mengikutsertakan siswanya untuk ujian dikarenakan ketidakmampuan
keluarga mereka untuk membayar iuran sekolah tepat pada waktunya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurut
pandangan saya, hal-hal tersebut dapat membuat karakter yang tidak baik bagi
siswa karena mereka lebih sering melakukan aktivitas di sekolah sehingga
akhirnya menjadi ‘wajar’ oleh kalangan murid maupun guru. Peran yang saya dapat
lakukan adalah dengan memulainya dari diri sendiri agar tidak mencontek di saat
ujian maupun tugas serta tidak menitip absen di saat kuliah. Kepada masyarakat
yang tidak bisa masuk sekolah karena alasan ekonomi, saya berharap dapat mengajar
ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selain
dari pendidikan, hal terpenting yang harus dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan aktivitas sehari-hari adalah dengan keadaan yang sehat. Permasalahan
dari ranah kesehatan di Indonesia adalah pelayanannya yang kurang baik serta
penyebaran fasilitas yang tidak merata di setiap daerah. Contoh untuk pelayanan
yang kurang baik, pasien-pasien yang tidak mampu cenderung mendapatkan
pelayanan yang berbeda dibanding pasien-pasien yang memiliki uang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jika
masuk ke daerah-daerah pelosok di Indonesia yang masih sangat tradisional dan
jarang berhubungan dengan lingkungan luar, banyak yang masih mempercayai
hal-hal diluar akal, seperti berobat ke dukun daripada ke dokter maupun bidan,
untuk ibu hamil. Hal tersebut dapat dilihat dari terkenalnya seorang dukun
cilik yang memiliki banyak pasien karena dia memiliki ‘batu ajaib’. Kurangnya
pengetahuan juga dapat menyebabkan masyarakat mendiagnosis sendiri penyakit
yang dia rasakan seperti merasa pusing, meminum obat yang dijual bebas dan
terkadang diminum tidak sesuai dosis yang di anjurkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yang
dapat saya atasi disini adalah dengan belajar di FKM UI agar dapat memberi tahu
masyarakat luas mengenai cara-cara yang dapat mereka lakukan sebelum terjangkit
penyakit. Serta informasi mengenai kesehatan yang saya dapat di kuliah, dapat
saya informasikan kepada orang-orang terdekat saya dengan berbicara secara
langsung maupun dengan jaringan telekomunikasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
segi HAM, di Indonesia masih terdapat kubu miskin dan kaya. Kita dapat melihat
dari kasus yang terjadi baru-baru ini yaitu tindak kekerasan disebabkan
perluasan lahan kelapa sawit dengan cara menembaki orang-orang yang lemah
karena kepentingan satu pihak semata. Selain itu, kurangnya toleransi dalam
agama dapat membuat perpecahan antara agam, ras, maupun suku. Contohnya,
terjadinya pelarangan melakukan ibadah suatu golongan atau agama. Padahal,
terdapat pasal yang berbunyi bahwa semua orang berhak untuk memeluk agama dan
keyakinan mereka masing-masing. Tetapi dalam pembuktiannya, masih ada kerusuhan
yang didasarkan atas nama agama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peran
yang dapat saya lakukan adalah dengan mentoleransikan segala hal yang dapat
merusak persatuan di kalangan masyarakat. Dengan tidak membeda-bedakan segala
kelompok, ras, golongan, maupun agama. Selain itu, tidak mengambil hak-hak yang
dimiliki oleh orang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selain
dari hal-hal itu semua, sebenarnya permasalahan utama adalah banyak tindak
korupsi dimana-mana, dimulai dari pemerintahan maupun hal-hal yang terjadi di
sekitar kita. Uang-uang rakyat yang seharusnya merupakan hak mereka untuk
kehidupan yang lebih baik, malah dipakai untuk kepentingan-kepentingan di
pemerintahan semata, seperti studi banding yang menghabiskan banyak dana,
pembangunan pagar untuk istana negara, dan lain sebagainya. Padahal dana-dana
tersebut dapat dikeluarkan untuk hal yang lebih bermanfaat lainnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Cara
mengatasinya dapat di mulai dengan mengemban tanggung jawab maupun amanah dari
orang-orang sekitar seperti peran sebagai anak kepada orang tua, berperilaku
jujur dan hormat kepada mereka. Kepada teman-teman, berperilaku baik dan
senantiasa tidak menyalahgukanakan kebaikan mereka untuk hal yang buruk. Kepada
masyarakat, berusaha tidak mengotori lingkungan, taat dengan aturan-aturan
dasar, seperti membayar karcis kereta saat menaiki kereta, maupun mematuhi
rambu lalu lintas. <o:p></o:p></span></div>The Reformershttp://www.blogger.com/profile/07609622180558684072noreply@blogger.com1Depok, Indonesia-6.3918409 106.8060388-6.5180809 106.6481103 -6.2656009 106.9639673tag:blogger.com,1999:blog-9017501422163020181.post-32207172113319882662012-01-23T19:07:00.001+07:002012-01-23T19:07:15.870+07:00Semua Tahu Negeriku Bermasalah Tetapi Aku Bisa Buat Apa?<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">by Rafiq</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Semua tahu bahwa negara kita punya banyak masalah, memang
setiap sesuatu itu tidak luput dari masalah. Tetapi masalah yang terjadi di
Indonesia adalah masalah yang semakin menjauhkan rakyatnya dari kemakmuran
serta tujuan dasar negara itu sendiri, yaitu memberikan apa yang seharusnya
diberikan oleh negara kepada rakyatnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Korupsi
adalah dasar dari ketidakmakmuran yang
dirasakan oleh rakyat dewasa ini. Korupsi adalah perilaku yang didasarkan pada
keserakahan dan rasa ketidakmanusiawian mereka yang melakukannya, karena rakyat
sangat merasakan kedzaliman dari perbuatan korupsi ini. Tapi bikan cuma ini
satu-satunya masalah di negeriku; kelemahan pemerintah membela rakyatnya,
kelemahan pemerintah membela wilayahnya, kelemahan Indonesia membela budayanya
dan berbagai masalah yang membuat negeriku semakin terpuruk dan kehilangan arah
dalam mencapai tujuan dasar negara. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Banyak
orang yang sudah pesimis terhadap nasib Indonesia, malangnya negeriku. Jika
pejuang-pejuang kemerdekaan tahu Indonesia sekarang seperti ini, maka mereka
akan sangat sedih namun tidak ada yang sia-sia yang telah diberikan
pejuang-pejuang itu. Kalau semua orang pesimis terhadap negerinya bagaimana
mungkin mereka bisa membangun negerinya, maka usaha pertama yang kulakukan
untuk Indonesia adalah mencoba mengikis rasa pesimis terhadap Indonesia namun
itu tentu tidak cukup, aku coba melakukan hal terbaik yang bisa aku lakukan
setidaknya dengan tidak menambah masalah yang ada di Indonesia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Masalah
di Indonesia adalah masalah yang kompleks dan
mahasiswa adalah calon pemimpin Indonesia, jadi apa saja yang bisa kita
lakukan untuk Indonesia maka lakukanlah hal positif tersebut serta jangan
tambah masalah di negeri kita dan yang terakhir kita jangan apatis, pedulilah
untuk Indonesia karena kalau bukan kita siapa lagi yang menyelamatkan negeri
kita.</span></div>The Reformershttp://www.blogger.com/profile/07609622180558684072noreply@blogger.com0Depok, Indonesia-6.3918409 106.8060388-6.5180809 106.6481103 -6.2656009 106.9639673