Senin, 23 Januari 2012

KORUPSI MEMBELIT NEGERI: WAKTUNYA BERGERAK

0 komentar

Oleh: Aulia Khairina

Jika kita ditanya mengenai masalah di Indonesia, jawaban yang muncul akan terus mengalir terus-menerus. Masalah di negeri ini memang tidak ada habis-habisnya. Mulai dari tawuran mahasiswa, bentrok antar warga, terorisme, kemiskinan, kelaparan, kriminalisme, pelayanan kesehatan yang buruk, dan masih banyak lagi.  Namun, ada satu masalah yang benar-benar sulit diselesaikan, penanganan terhadap masalah tersebut sudah dilakukan akan tetapi masih belum cukup, masalah tersebut seakan-akan sudah mengakar dan mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia: korupsi.

Secara etimologis, korupsi (korruptie, Belanda) berarti kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, penyuapan (riswah, Arab), penggelapan, kerakusan, amoralitas dan segala penimpangan dari jalur kebenaran. KBBI mendefinisikan korupsi sebagai penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan dsb.) untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Dalam konteks politik, korupsi berperan saat seseorang menyelewengkan kewenangan atas jabatan yang dimilikinya, seperti penyalahgunaan anggaran sosial, pembangunan dan lain sebagainya.

Meskipun Indeks Prestasi Korupsi (IPK) di Indonesia meningkat dari 2,0 menjadi 3,0 pada tahun 2011, faktanya masih banyak kasus korupsi yang belum jelas penyelesaiannya. Dari 1.323 kasus korupsi yang dilaporkan pada tahun 2011, jumlah kasus yang telah diputus sebanyak 755. Jumlah kasus ditangani pada tahun 2011 memang meningkat, namun sayangnya, kerugian negara masih sangat besar.

Ada beberapa  sebab mengapa korupsi masih sangat sulit diberantas di Indonesia, antara lain:
1.       Sumber daya manusia yang rendah, terutama dari segi moral.
2.       Budaya Indonesia yang memicu berkembangnya budaya korupsi.
3.       Sistem pemerintahan yang rawan dan memberikan peluang untuk korupsi.
4.       Penegakan hukum yang masih sangat lemah.



1.       Sumber daya manusia yang rendah, terutama dari segi moral.

Tidak bisa dipungkiri, penyebab utama maraknya budaya korupsi di Indonesia tak lepas dari bobroknya akhlak bangsa ini sendiri. Mental oportunis membuat sebagian besar orang cenderung ingin kaya dengan jalan pintas, menyulitkan orang lain untuk memudahkan urusan pribadinya. Menanamkan perilaku yang bersih, jujur, dan bertanggung jawab tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tanpa kesadaran penuh dari setiap individu, korupsi masih akan tetap menjadi masalah pelik yang tak teratasi.

2.       Budaya Indonesia yang memicu berkembangnya budaya korupsi.

Indonesia sebagai negara timur yang penuh tata karma dan menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan memiliki budaya yang dapat menyuburkan budaya korupsi. Kebiasaan memberihadiah untuk mengucapkan terimakasih kepada seorang yang memiliki jabatan atas bantuan yang telah ia berikan lama-kelamaan berkembang menjadi cikal-bakal korupsi dimasa kini. Hal-hal demikian telah dianggap biasa oleh orang Indonesia.

3.       Sistem pemerintahan yang rawan dan memberikan peluang untuk korupsi.

Pemusatan anggaran di pemerintah pusat membuka peluang besar bagi korupsi. Sistem sentralisasi keuangan  menyulitkan pemerintah daerah untuk mengambil dana bagi proyek di daerahnya, sehingga daerah cenderung “berlomba-lomba” mendapatkan dana  secepatnya dengan mengahalalkan berbagai cara. Di samping itu, birokrasi yang berbelit-belit semakin memudahkan oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan pribadi dengan menyalahgunakan kekuasaannya.

4.       Penegakan hukum yang masih sangat lemah.

Hukum di Indonesia masih belum tegak, sampai sekarang masih bisa diperjuabelikan. Dalam kasus korupsi, terkadang hukuman yang diberikan sangat tidak sesuai dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan tersangka. Hukuman tersebut terlalu ringan sehingga tidak memberikan efek jera kepada para pelaku.

Untuk mengatasi masalah korupsi, seorang mahasiswa memang tidak bisa memberikan perubahan besar. Tetapi sekelompok mahasiswa dapat memberikan perubahan berarti. Untuk itu, saya perlu meniti perjuangan dari nol, mulai sekarang. Bergabung dengan Kastrat BEM FKM UI  adalah salah satu jalan bagi saya untuk berperan dalam mengatasi masalah tersebut? Bagaimana caranya? Melalui kajian-kajian yang dilakukan oleh Kastrat, saya akan memberikan ide dan pemikiran saya  untuk mencari solusi masalah-masalah ini. Bukan hanya masalah korupsi, melainkan juga masalah kesehatan, kkesejahteraan, keamanan, politik, dan sebagainya. Di samping itu, saya juga bisa memberikan kontribusi dengan menjadi penyambung lidah rakyat pada perwakilan mereka di Senayan, dan ikut serta membela kepentingan mereka.

Peran kecil tersebut akan terus berkembang seiring waktu dan usaha keras yang akan saya lakukan. Hal yang paling penting adalah menanamkan idealisme pada diri sendiri, dan memulai semuanya dari diri sendiri. Sesudah memulai dengan diri sendiri, maka akan lebih mudah bagi kita untuk mengajak orang lain turut bekerja sama demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Sudah waktunya bagi !kita untuk kembali bergerak melawan korupsi!


Sumber:

Leave a Reply

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
 
The Reformers © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here